Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Halaman

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 13 April 2009

Kilas Contrengan di Balik Keindahan Borobudur

Sudah berlalu contrengan untuk pemilihan calon legislatif, namun sayang sekali aku tidak bisa memberikan suara pada contrengan kali ini. Aku tidak terdaftar sebagai pencontreng di tempat baruku ini, toh walaupun terdaftar aku juga tidak bisa menentukan contrengan yang tepat. Selain tidak pernah mengenal sosok para calon, juga karena aku bukanlah orang asli Jogja. Ya ....masih beruntung tidak terdaftar, daripada terdaftar lalu kemudian bingung he...he...

Statusku pada contrengan kali ini benar-benar menjadi Golput tulen namun masih beralasan karena kendala tekhnis, kemudian di beberapa kalangan ada yang menyebutnya sebagai golput tekhnis. Artinya mereka kelompok yang tertahan suaranya karena terbentur dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk memeberikan suara, baik itu karena lokasi atupun kendala-kendala yang lain yang disebabkan oleh sistem yang buruk. Anehnya para golput di ibukota mencapai 40 persen bahkan konon hal ini berlaku untuk Nusantara secara umum. Jumlah yang cukup besar, untuk sementara persentase golput jika dibandingkan dengan jumlah perolehan suara partai yang mempunyai suara terbanyak (Demokrat), golput masih mengunggulinya. Dengan demikian golput menempati posisi puncak sebelum Demokrat. Terus Golput menang dong he..he...!!!

Tidak salah aku di pihak golput, karena masih tergolong banyak jika dibandingkan dengan partai pendatang baru yang notabenenya telah mengeluarkan budget yang lumayan tinggi mencapai milyaran rupiah. Namun golonganku ini sangat ekonomis, bahkan kampanyenya tidak pernah tergelar sekalipun, apalagi iklan di TV, tidak sama sekali. Sebenarnya gejala sosial ini cukup unik serta mengundang banyak praduga dari berbagai kalangan. Ada yang berparduga karena munculnya kebingungan sehingga lahirlah prilaku abstain. Praduga lain ada ketidak puasan dari para golput pada pemerintah serta menganggap pemilu kali ini hanya sekadar formalitas yang tidak akan memebrika perubahan apapun pada bangsa ini. Wah pokoknya banyak deh pertanyaan lain yang tentunya membutuhkan analisis dalam. Ah sudahlah let gone be by gone.

Untuk mengisi hari kosongku tanggal 9 April yang lalu aku duduk manis di depan komputer hanya untuk chat n browsing mengubur sepi yang mengusik. Sepi, karena saat itu hampir semua penghuni asrama mudik untuk mencontreng. tersisa aku dan beberapa orang yang tergolong mempunyai daerah jauh dari Jogja. Bergulir begitu cepat, sehingga tanpa terasa sorepun menjemputku dan menggelar kesunyian di belantara malam. Semuanya berjalan begitu saja, tanpa ada yang mengangggu ketenangan dan kedamaian hatiku. Sehingga pagipun menyambutku dengan lebih meriah lagi, karena pagi di Jum'at itu aku bermain Futsal yang merupakan agenda mingguan terfaforit.

Lepas bermain futsal menajdi rutinitas tak tergantikan yaitu harus mengisi perut yang sudah mulai bermusik ria. Dengan tujuan mengisi perut akhirnya aku meluncur mencari lokasi kuliner. Bertujuan ke depok untuk menikmati ikan cakalan namun akhirnya tujuan itu berbelot menuju Magelang dengan Brobudur sebagai sasaran terakhir. Kurang lebih 2 jam akhirnya aku sampai di daerah Borobudur. Lumayan mengangumkan untuk diriku yang baru akli kedua menginjakkan kaki di lokasi yang pernah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Udara panas serta waktu yang tidak memungkinkan untuk langsung menuju candi, akhirnya aku bersama tiga orang temanku duduk santai di salah satu warung di luar lokasi wisata untuk mengisi perut yang sedari tadi meminta haknya. Satu porsi gulai kambing lengkap dengan minumnya dalam hitungan menit dilibas habis tak tersisa. Keringat puas mengguyur seakan memberitahukan nikmat yang baru saja tersaji. Tidak berselang setelah itu, aku tunaikan sholat Jum'atku di masjid yang berada persis di samping warung. Al-Hamdulillah.....

Cukup lama aku menikmati Borobudur yang megah memepesona itu. Terhitung menjelang Ashar hingga jam 17.00. Suguhan Brobobudur kali ini free untukku dan teman-temanku karena sebelum ke Brobudur kami sempat singgah ke rumah teman yang kebetulan mempunyai hubungan baik dan dekat dengan Brobudur.Tanpa dipunguti apapun kami semua dengan leluasa menikmati Brobudur dengan puas. Akhirnya kami tinggalkan brobudur dengan riang, lepas dari berbagai belunggu. Itulah seputar aktifitasku di libur cintrengan lima tahunan kali ini.