Aku terlahir di Pulau terpencil, namun hampir separuh hidupku tinggal di Pesantren. Pesantren Al-Amien Prenduan aku pilih sebagai tempat meremajakan dan mendewasakan diriku. Selepas studiku di Sekolah Dasar, aku menjadi salah satu santri dari pesantren tersebut, hingga akhirnya aku bisa menyelesaikan studi di perguruan tinggi di pesantren ini juga. Apa yang ada pada diriku saat ini adalah bagian wajah kecil dari Al-Amien. Walaupun aku bukanlah profil alumni yang sempurna, tapi aku berusaha mencapai kesempurnaan tersebut dengan beberapa kelemahan yang harus aku benahi.
Banyak kesan, kenangan yang tak bisa aku tumpahkan lewat kata, numun aku berusaha menjaring hikmah dari pengalaman masa laluku lewat suka, duka, tawa, air mata serta sederetan panjang lilitan sejarah perjalanan hidupku. Walau tidak ada catatan emas sepanjang perjalananku di Al-Amien, tapi aku yakin wejangan para kiai dan ustadz senantiasa diharapkan mampu menggerakkan hatiku untuk selalu dinamis menyungongsong masa depan. Bagi mereka hanya ucapan terima kasih, syukron, thanks atau kata apa saja yang menggantikan kata terdalam terima kasih hatiku. Tanpa bimbingannya aku tidak akan bisa sperti sekarang. Terima kasih kiai, ustadz, teman-teman serta semua orang yang menjadikan aku dewasa.
Kini aku harus mandiri tanpa mereka lagi. Aku harus mampu berdiri bahkan harus lari menapaki tangga-tangga kehidupan yang menjulang. Kehidupan ini aku anggap adalah tangga, sehingga nantinya aku harus naik bukan hanya berjalan datar. Beberapa hari ke depan aku menapaki tangga pertama, namun setelahnya aku harus menaiki tangga berikutnya, demikian seterusnya hingga akhirnya aku sampai di puncak mengibarkan bendera Islam, Islam yang dapat menaungi semua golongan.
Semua itu adalah target dan aturan main hidupku. Aku tidak peduli orang lain akan bicara apa, yang jelas aku tetap hidup layak dan tidak tergantung sama mereka. Aku harus menjadi diriku dengan kelebihan dan kekuranganku. Sebenarnya aku tidak pernah menganggap adanya kekurangan. Rumusan hidup bagiku adalah, semua yang ada di hadapanku adalah potensi yang harus dijejali dan digali hingga akhirnya mewujudkan angan dan cita. Hanya waktu, kesempatan, usaha dan kemauan yang bisa merubah kelemahan menjadi kelebihan.
Selebihnya aku tidak lupa untuk selalu tunduk bersujud di depan sang Penguasa Jagad Tuhan Allah SWT. Antara Tuhan dan aku adalah wujud realitas konkrit hidupku. Aku punya super power luar biasa yang akan menuntunku, sehingga kemungkinan komplektifitas tantangan hidup akan menjadi tantangan menarik yang akan membangkitkan kejantananku untuk terus maju dan dinamis. Al-Amien dan masa laluku tetap kukenang, sedangkan saat ini dan masa depan adalah kesuksesan yang akan aku raih. Good bye Al-Amien and Welcome kehidupan baru.