Menjadi orang baru di derah yang benar-benar baru buat seseorang adalah hal yang sangat sulit. Perlu semacam adaptasi dan ketangguhan mental. Sudah seminggu aku tingal di kota Jogja pada sebual lembaga pendidikan yang mempunyai akar pemikiran yang berbeda dengan pondasi dasarku. Lembaga ini merupakan anak harapan dari salah satu organisasi yang didirikan A. Dahlan 1921 yang silam. Corak pendidikannya mengacu pada orientasi persyarikatan, sehingga bagiku terasa kaku dan tidak memberikan ruang untuk berkreatifitas, terutama bagiku yang sebelumnya memang hidup pada ranah lembaga pendidikan yang menghendaki kreatifitas.
Untuk sementara aku hanya bisa bersimpuh dan melihat aktifitas laju pendidikan yang diterapkan di lembaga yang aku singgahi tersebut. Banyak hal yang terasa benar-benar tidak mencerminkan sebuah pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan yang seharusnya memberikan pencerahan, kebebasan dan kemerdekaan malah tambah mengekang dan mengebiri gerak pemikiran siswa-siswanya. Kondisi ini yang menjadikan diriku sedikit terbelalak menaha n perahan dari sebuah sistem yang mengigit. Aku menyadari semua ini adalah warna hidup yang merupakan bagian dari sebuah kekayaan sistem pendidikan yang berada di sekitarku.
Aku memilih lembaga ini bukan untuk menambah sadisnya gigitan, tapi aku ingin menciptakan keharmonisan yang memberikan ruang dinamika bagi para siswanya, khususnya siswa yang menjadi tanggung jwabku. Sebenarnya adalah hal yang sulit namun sulit bukan berarti tidak bisa dajajal. Untuk sementara gerakku hanya sebatas mengenalakan kalau opsi dari sistem yang mereka gunakan bukanlah sistem yang memeberikan kenyamanan. Salah contoh dari sadisnya sengatan sistem yang mengikat ini adalah terkungkungnya gerak dari laju pendidikan yang tertumpu pada gari-garis persyarikatan, sehingga untuk kemaslahatan umat dengan kemajemukan budaya dan kebiasaan masyarakat lembaga ini tidak bisa memberikan apa-apa. Artinya produk dari lembaga ini hanya untuk kelompoknya saja bukan untuk masyarakat umum.
Untuk sementara aku menambatkan hidupku pada lembaga ini hanya sebatas profesi saja dan kelanjutan hidup. Rupiah yang menjadi sorotanku, tapi jauh di lubuk hati kejernihan sebaga i seorang manusia normal yang dilatarbelakangi jiwa mu'allim aku ingin lebih dari sekadar pengais rupiah. Aku ingin menempatkan sebuah motivasi suci di bagian kesibukanku untuk beribadah kepada-Nya.
Untuk sementara aku hanya bisa bersimpuh dan melihat aktifitas laju pendidikan yang diterapkan di lembaga yang aku singgahi tersebut. Banyak hal yang terasa benar-benar tidak mencerminkan sebuah pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan yang seharusnya memberikan pencerahan, kebebasan dan kemerdekaan malah tambah mengekang dan mengebiri gerak pemikiran siswa-siswanya. Kondisi ini yang menjadikan diriku sedikit terbelalak menaha n perahan dari sebuah sistem yang mengigit. Aku menyadari semua ini adalah warna hidup yang merupakan bagian dari sebuah kekayaan sistem pendidikan yang berada di sekitarku.
Aku memilih lembaga ini bukan untuk menambah sadisnya gigitan, tapi aku ingin menciptakan keharmonisan yang memberikan ruang dinamika bagi para siswanya, khususnya siswa yang menjadi tanggung jwabku. Sebenarnya adalah hal yang sulit namun sulit bukan berarti tidak bisa dajajal. Untuk sementara gerakku hanya sebatas mengenalakan kalau opsi dari sistem yang mereka gunakan bukanlah sistem yang memeberikan kenyamanan. Salah contoh dari sadisnya sengatan sistem yang mengikat ini adalah terkungkungnya gerak dari laju pendidikan yang tertumpu pada gari-garis persyarikatan, sehingga untuk kemaslahatan umat dengan kemajemukan budaya dan kebiasaan masyarakat lembaga ini tidak bisa memberikan apa-apa. Artinya produk dari lembaga ini hanya untuk kelompoknya saja bukan untuk masyarakat umum.
Untuk sementara aku menambatkan hidupku pada lembaga ini hanya sebatas profesi saja dan kelanjutan hidup. Rupiah yang menjadi sorotanku, tapi jauh di lubuk hati kejernihan sebaga i seorang manusia normal yang dilatarbelakangi jiwa mu'allim aku ingin lebih dari sekadar pengais rupiah. Aku ingin menempatkan sebuah motivasi suci di bagian kesibukanku untuk beribadah kepada-Nya.
1 komentar:
Saya tidak mau berkomentar banyak, apalagi banyak berkomentar. Ntar di blok ini kebanyakan komentar lagi, sehingga tidak banyak komentar yang bisa dinikmati oleh komentator-kmentator yang memiliki banyak komentar.
Posting Komentar